Arsip untuk April 7th, 2009

07
Apr
09

api kecil dalam kegelapan

freedomwritersMalam Minggu, warga Kampung Harmoni nonton bareng di Bale-bale. Bukan nonton sepak bola, tapi lagi kepingin nonton film. Kebetulan ketemu film bagus, judulnya Freedom Writers. Bukan film baru sih, dibuat tahun 2007, tapi kalau belum pada nonton, film ini layak banget buat ditonton.

Film karya sutradara Richard LaGravenese ini merupakan kisah nyata perjuangan seorang guru bahasa Inggris, Erin Gruwell, di Woodrow Wilson Classical High School di Long Beach, California. Di tempat ini pernah terjadi kerusuhan rasial pada tahun 1992 yang menewaskan 55 orang, 2.000 orang terluka, dan 12.000 orang ditahan. Kerusuhan ini meletup akibat pengadilan membebaskan empat orang polisi kulit putih yang menganiaya seorang kulit hitam bernama Rodney King.

Dari lingkungan seperti inilah murid-murid kelas 203 yang diajar oleh Mrs. G, demikian ia dipanggil oleh murid-muridnya, dan diperankan dengan baik oleh Hilary Swank. Di sekolah ini ada program integrasi yang menyatukan murid-murid dari berbagai ras. Di kelas 203, terdapat orang kulit hitam, kulit putih, Latin, dan Kamboja. Mereka memang satu kelas, tapi baik di kelas maupun di luar, mereka tetap berkelompok. Ada beberapa di antara mereka yang menjadi anggota geng. Kekerasan di dalam rumah tangga, kekerasan antar geng, senjata api, menjadi kehidupan mereka sehari-hari.

Awalnya, Mrs. G kesulitan menghadapi murid-muridnya yang diberi stigma “tidak ingin sekolah” oleh guru-guru yang lain. Mereka terbiasa seenaknya, berkelahi di dalam kelas, dan menolak gurunya yang kulit putih. Tidak heran karena murid-murid kulit hitam mengalami diskriminasi oleh orang kulit putih.

Situasi ini tidak menyurutkan niat Erin untuk terus mengajar. Ia berusaha menarik minat murid-muridnya dengan berbagai cara. Ia menyetel lagu-lagu kesukaan murid-muridnya, lalu pelajaran bahasa Inggris pun dimulai dengan membahas lirik lagu tersebut. Keterlibatan Erin semakin total setelah ia mulai mengetahui kehidupan sehari-hari murid-muridnya. Ia lalu meminta mereka menulis buku harian setiap hari. Erin membelikan buku harian itu dari kocek sendiri karena sekolah tidak mau mendukung usahanya dengan alasan usaha Erin tidak ada gunanya. Erin mencari sumbangan komputer sehingga anak-anak dapat mengetik buku harian mereka. Dan kisah-kisah di buku harian ini yang akhirnya menjadi sebuah buku berjudul Freedom Writers yang lalu difilmkan.

Erin juga mengajari mereka perlunya toleransi. Suatu hari, ia mengambil secarik kertas yang dipegang Jamal, seorang muridnya yang berkulit hitam. Ada seorang teman Jamal yang membuat karikatur Jamal dengan mulut besar. Mrs. G menerangkan bahwa hal tersebut tidak benar, ini sikap rasial. Sama seperti ketika dulu orang menggambar orang Yahudi dengan hidung besar. Gambar-gambar itu bersifat melecehkan, menganggap orang yang digambar bukan manusia dan harus dilenyapkan. Dan murid-murid ini terdiam mendengar penjelasan Erin.

Ibu guru Erin lalu mengajak murid-muridnya mengunjungi Museum Toleransi. Ia juga mengusahakan murid-muridnya bertemu dengan para korban Holocaust. Erin juga membelikan mereka buku Diary of Anne Frank, yang sangat disukai murid-muridnya. Efeknya luar biasa. Mereka menyadari bahwa ada orang lain yang mengalami pengalaman yang sama atau bahkan lebih pahit dari mereka. Mereka juga menyadari pertikaian mereka tidak ada gunanya. Mereka lalu memiliki harapan lagi sebagai manusia.

Erin Gruwell, menganggap mereka sebagai manusia yang memiliki martabat. Tidak peduli apa warna kulit mereka, apa ras mereka.

Mengharukan sekali ketika ada seorang anak laki-laki yang hampir tidak pernah berbicara, membacakan buku hariannya. Teman-temannya bahkan tidak pernah tahu siapa namanya. Namun setelah mereka mengetahui kehidupan anak laki-laki ini, mereka mendekati dan memeluknya, bersimpati dengan apa yang ia alami.

Ibu guru Erin meyakinkan mereka bahwa mereka bisa melakukan apa saja, perubahan bukan hal yang tidak mungkin dilakukan. Semua orang bisa selalu menyalakan api kecil di ruang gelap agar menjadi terang.

Anak-anak di kelas 203, menjadi anak-anak pertama di keluarga mereka yang lulus sekolah.

Cintailah anak-anak, maka mereka akan belajar mencintai orang lain. Berilah kasih sayang pada anak-anak, agar mereka juga belajar memberikan kasih sayang, bukan kebencian, pada orang lain.




Blog Stats

  • 21.024 hits
April 2009
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930  

Laman