Arsip untuk April 22nd, 2009

22
Apr
09

bahasa cinta bahauddin walad

Bahauddin Walad adalah seorang sufi agung yang menetap di Turki. Ia dikenal sebagai seorang guru, sufi, cendekiawan, dan ulama saleh yang berpandangan luas dan terbuka. Walad masih keturunan Abu Bakar, salah satu sahabat Nabi Muhammad.

Di dalam buku Maarif, kumpulan tulisannya, Walad menuangkan pemikirannya tentang perbedaan agama:

Kau selalu kebingungan dan menghabiskan waktumu dengan berbagai pertanyaan tentang tentang takdir Tuhan, tentang perbedaan ajaran dalam berbagai
agama dan kepercayaan, tentang ketololan para pemuja api, tentang kebodohan
para penyembah berhala, dan seterusnya. Padahal, kau sendiri jarang menilai
dirimu. Apakah kau telah benar-benar mengenal Tuhan?

Lupakanlah perbedaan antar berbagai agama dan kepercayaan. Janganlah kau sibuk memperdebatkan berbagai cara peribadatan. Ikutilah jalan yang benar, yaitu jalan yang pernah dilalui oleh para Nabi. Itulah Jalan-Kerajaan-Ilahi yang terbentang dari timur sampai ke barat.

Jalan apa pun yang kaulalui adalah bagian dari Jalan-Kerajaan-Ilahi, dan pasti akan mengantarkan dirimu kepada Kebenaran. Jika kau tak menyadariadanya Jalan-Kerajaan-Ilahi ini, maka kau hanya akan berpura-pura mengikuti para Nabi,dan semakin jauh dari Kebenaran.

Orang-orang yang selalu memperdebatkan perbedaan ajaran antara berbagai
agama dan kepercayaan, hanya akan menimbulkan pertikaian dan kerusakan
di muka bumi. Batin mereka telah dibakar dengan doktrin-doktrin fanatik,
tetapi mereka akan hancur karena kepicikan pikiran mereka sendiri.

Lalu Walad menawarkan bahasa cinta yang menyejukkan, seperti setetes embun di padang gersang:

Hasrat terbesar di dalam diri para pecinta adalah untuk menyatu dengan Cinta Yang Lebih Luas, menyatu dengan gairah yang menggelorakan seluruh semesta,
menyatu dengan setiap bentuk yang ada dan larut bersama dalam tarian
bahagia, dalam perayaan yang tiada akhirnya. Aku seperti seuntai benang yang dirajut oleh tangan-tangan kehidupan. Keberadaanku hanya bermakna, jika telah terajut bersama benang lainnya pada selembar selendang yang tersampir di pundak-Nya.

Jalan cinta Bahauddin Walad diteruskan oleh anaknya, Jalaluddin Rumi. Puisi-puisi Rumi juga khas karena memahami dunia dengan cinta. Seperti salah satu puisinya ini.

Cinta Maha Dasyat

Karena cinta duri menjadi mawar
Karena cinta cuka menjelma anggur segar
Karena cinta pentungan menjadi mahkota penawar
Karena cinta kemalangan menjadi keberuntungan
Karena cinta rumah penjara nampak bagaikan kedai mawar
Karena cinta timbunan debu kelihatan sebagai taman
Karena cinta api berkobar menjadi cahaya menyenangkan
Karena cinta Saytan berubah menjadi bidadari
Karena cinta batu keras menjadi lembut bagaikan mentega
Karena cinta duka menjadi riang gembira
Karena cinta hantu berubah menjadi malaikat
Karena cinta singa tidak menakutkan bagaikan tikus
Karena cinta sakit menjadi sihat
Karena cinta amarah berubah menjadi keramah-tamahan





Blog Stats

  • 21.024 hits
April 2009
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930  

Laman