16
Apr
09

pohon bisbul dan sekolah pembauran

Pohon Bisbul, yang buahnya dikenal dengan Buah Mentega, harus tumbuh bersama dengan pohon lainnya agar menghasilkan banyak buah. Kalau ada pohon bisbul lain di dekatnya, akan lebih banyak terjadi penyerbukan. Kebijaksanaan pohon bisbul ini, tentang pentingnya hidup bersama, menjadi inspirasi di sekolah pembauran di Sunggal, Medan.

Sekolah ini bernama Perguruan Sultan Iskandar Muda, didirikan pada tahun 1987 oleh Sofyan Tan, orang Tionghoa yang bercita-cita mengenalkan pembauran sejak dini agar tidak ada lagi perasaan sebagai mayoritas dan minoritas, karena semuanya berada dalam satu wadah Indonesia. Cita-cita ini muncul karena pengalaman kemiskinan dan diskriminasi yang ia alami dan saksikan sebagai seorang keturunan Tionghoa. Menurut Sofyan, lingkaran setan kemiskinan dan diskriminasi dapat dipatahkan melalui pendidikan. Nama Sultan Iskandar Muda sengaja dipilih karena merupakan Sultan Aceh pertama yang melakukan kontak dagang dengan negeri Cina.

Di sini bersekolah anak-anak dari berbagai latar belakang, ada anak Batak, Jawa, Tionghoa, India., dengan berbagai agama pula. Karena itu di sini dibangun tiga rumah ibadat, gereja, mesjid, dan vihara. Rencananya akan dibangun juga pura untuk murid-murid yang beragama Hindu.

Di sini juga bersekolah anak-anak dari berbagai latar belakang ekonomi, sehingga diberlakukan subsidi silang, yang mampu membantu yang tidak mampu. Diadakan program orangtua asuh. Namun orangtua yang berminat harus mengambil anak asuh dari latar belakang yang berbeda.

Visi pembauran tidak dijadikan mata pelajaran khusus, namun benar-benar diterapkan dan menjadi kehidupan sehari-hari di sekolah ini. Kursi-kursi dipilih yang berwarna-warni, menunjukkan keberagaman. Siswa juga berganti duduk setiap hari sehingga semua siswa merasakan duduk dengan teman lain yang berbeda. Guru-guru juga diminta untuk menjelaskan konsep pembauran sebelum memberikan materi pelajaran kepada murid-murid. Tidak hanya pelajaran bahasa atau ilmu sosial saja, tetapi untuk semua pelajaran.

Diharapkan, siswa yang belajar tentang toleransi terhadap perbedaan dapat menerapkannya di dalam masyarakat. Menerima perbedaan artinya setiap orang dapat menjadi diri sendiri, bukannya membuat orang menjadi seragam.

Inilah wajah Indonesia. Wajah yang Bhineka Tunggal Ika.


0 Tanggapan to “pohon bisbul dan sekolah pembauran”



  1. Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar


Blog Stats

  • 21.024 hits
April 2009
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930  

Laman