13
Apr
09

anak-anak yang hilang

anak-anak2

Beberapa waktu lalu, ketika browsing, saya menemukan satu situs yang menarik perhatian saya, stolenchildhood.net. Dan saya terkejut ketika membacanya. Isinya kisah-kisah tentang anak-anak yang terampas masa kanak-kanaknya karena berbagai sebab. Karena tradisi, konflik kekerasan yang terjadi di negaranya, diskriminasi, kelaparan, perdagangan anak, dan lain-lain.

Bagaimana saya tidak terkejut membaca tentang anak-anak Aborigin di Australia yang dijadikan “kelinci percobaan” untuk serum penyakit lepra! Keberadaan suku Aborigin memang tidak diakui di Australia sehingga anak-anak Aborigin disebut The Stolen Generation.

Bagaimana anak-anak Palestina bermain dengan senjata setiap hari. Mereka bermain ‘jam malam’, ‘menyiksa tawanan’, ‘menyerang rumah-rumah’.

Lalu saya berpikir, anak-anak Indonesia masih beruntung tidak mengalami hal ini. Untuk melegakan diri sendiri, saya coba browsing tentang keadaan anak-anak Indonesia yang menjadi korban konflik. Dan saya makin terkejut lagi.

Fauzan, seorang anak korban konflik di Poso, saat ditemukan bersembunyi di kolong tempat tidur rumahnya yang telah habis hangus terbakar. Ia menyaksikan kedua orangtuanya dibunuh. Saat diminta menggambar, ia menggambar ayah dan ibunya yang terkapar di tanah dan ada orang yang berdiri dengan senapan, dengan latar belakang rumah-rumah yang berasap, terbakar. Saya pernah nonton film tentang konflik bersenjata di sebuah negara Afrika, dengan adegan pembakaran sebuah desa seperti ini. Dan saya tidak menyangka, di tanah air saya hal ini pun terjadi.

Megi, anak korban konflik Ambon, juga menjadi saksi saling bunuh antara dua kelompok yang bertikai. Ia akhirnya harus meninggalkan Ambon dengan kapal di tengah desingan peluru untuk menyelamatkan diri. Rumahnya juga terbakar habis. Di NTB, anak-anak yang orangtuanya menganut Ahmadiyah, dikucilkan di sekolah. Tempat duduk mereka dipisahkan dari anak-anak lain.

Konflik, selalu mengorbankan anak-anak, yang seringkali tidak diperhitungkan oleh orang dewasa. Ah, mereka kan hanya anak-anak, itu alasan kita. Padahal anak-anak yang memiliki masa depan dunia ini, negeri ini.

Bukankah selalu ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah? Jalan tanpa kekerasan.

Mari kita memberikan dunia yang lebih baik untuk anak-anak kita dengan memberikan lingkungan yang damai, yang tidak mudah diprovokasi dan diadu-domba. Agar negeri ini menjadi negeri yang damai, tempat anak-anak bebas tertawa dan meraih cita-cita.

Foto: lifemaximum8.blogspot.com


0 Tanggapan to “anak-anak yang hilang”



  1. Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar


Blog Stats

  • 21.022 hits
April 2009
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930  

Laman